Jasa & Karya Tuntas Subagyo

Berdasarkan Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013:
Meliputi Bidang Pendidikan (Imu Pengetahuan); Bidang Teknologi; Bidang Seni, Sosial dan Budaya; dan Bidang Kemanusiaan dan atau Kemasyarakatan

1. Yayasan Surya Nuswantara

Indonesia adalah Bangsa dan Negara yang besar. Dalam sejarah berbangsa dan bernegara, Indonesia pernah menjadi bangsa yang maju dan hebat. Beberapa bukti adalah berdirinya Kerajaan Kalingga yang terkenal adil dan makmur. Wilayahnya sangat luas, hampir separuh bumi. Kemudian Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya. Namun seiring dengan waktu Indonesia pernah pula di jajah kolonialis selama beberapa abad, dikarenakan persatuan dan kesatuan bangsa mulai memudar.

Kondisi Bangsa Indonesia sejak terjadinya krisis ekonomi, sangat memprihatinkan terutama di bidang ekonomi, hukum, ideologi dan rasa persatuannya.

Masyarakat Indonesia harus bangun, bangkit dan berkembang, untuk  memperjuangkan nasib bangsa dengan menumbuhkan kembali rasa sosialis dan nasionalis, berfikir secara luas tentang kesejahteraan dan nilai-nilai luhur bangsa yang sekarang sudah sangat memprihatinkan, jauh dari cita-cita para leluhur pendiri bangsa.

Kemiskinan dan pengangguran

Dampak dari krisis ekonomi yang melanda dunia termasuk di Indonesia mengakibatkan jumlah penduduk miskin atau kurang sejahtera semakin meningkat. Kemiskinan yang diukur dari sisi pemenuhan kebutuhan atas pendapatan yang didapatkan.

Banyaknya perusahaan yang terkena dampak dari krisis ekonomi, aktivitas perusahaan mengalami penurunan sampai pemberhentian. Ini juga mengakibatkan proses PHK terjadi dimana-mana.

Lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan

Bangsa Indonesia terkenal dengan budaya yang adi luhur. Peradaban yang sangat tinggi dengan menjunjung nila-nilai dasar kemanusiaan. Fitrah tercipta dengan nilai-nilai kebaikan. Kejujuran, Ikhlas, Dapat di Percaya (amanah) dengan prinsip-prinsip kemasyarakatan. Prinsip kemasyarakatan yang harus diterapkan dalam kehidupan seharai-hari.

Moralitas bangsa sudah menurun drastis karena tergerus oleh arus globalisasi. Nilai-nilai luhur sudah mulai pudar, nepotisme, korupsi, kolusi sungguh banyak terjadi. Rasa malu, rasa tabu sudah hampir hilang dan peradaban barat atau luar sangat berkembang.

Lunturnya Prinsip Kemasyarakatan

Prinsip kemasyarakatan yang berakar dari budaya bangsa sudah mulai luntur tergerus oleh arus globalisasi dan kepentingan kelompok atau pribadi. Prinsip bermasyarakat sangat erat kaitannya dengan nilai dan akhlak serta budi pekerti seseorang. Hal ini akan dapat melemahkan modal sosial yang sudah lama tumbuh dan berkembang di negeri ini.

Lemahnya modal sosial pada gilirannya juga mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang semakin jauh dari semangat  kemandirian,  kebersamaan dan kepedulian untuk mengatasi persoalannya secara bersama. Kondisi modal sosial masyarakat yang melemah serta memudar tersebut salah satunya disebabkan oleh keputusan, kebijakan dan tindakan dari pengelola dan atau pemimpin- pemimpin masyarakat yang selama ini cenderung tidak adil, tidak transparan dan tidak tanggung gugat. Akibatnya menimbulkan kecurigaan, ketidakpedulian dan skeptisme di masyarakat.

Potensi yang dimiliki oleh Negeri tercinta

a. Sumber Daya Manusia

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk yang besar, ini merupakan potensi yang luar biasa ketika dikelola secara maksimal. Dengan jumlah penduduk yang banyak, akan dengan sangat ringan dalam membangun negerinya. Namun juga bisa menjadikan bencana dan beban bagi Negara manakala jumlah penduduk yang besar ini tidak dapat dikelola dengan baik dan maksimal. Besarnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan tingkat kesejahteraan atau pemenuhan kebutuhan hak dasarnya, bisa menimbulkan banyak pengangguran, pengemis, gelandangan dan kerawanan sosial serta penyakit sosial masyarakat lainnya.

b. Sumber Daya Alam

Indonesia sendiri terbilang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Baik sektor migas maupun sektor non migas. Potensi sumber daya alam ini juga menyebar di seluruh pelosok nusantara meskipun jenis dan jumlahnya berbeda-beda.

Di subsektor migas, Indonesia memiliki cadangan minyak yang tercatat saat ini ribuan atau bahkan miliaran barel belum terkelola. Lalu, dari sisa cekungan yang belum dieksplorasi juga sangat banyak menyimpan potensi minyak sampai miliaran barel.

Selain minyak, Indonesia tercatat memiliki cadangan gas sebanyak ratusan trillion standard cubic feet (TSCF). Cadangan gas tersebut tersebar di beberapa lokasi.

Dalam subsektor Energi Baru Terbarukan (EBT), Indonesia memiliki potensi panas bumi (11 GW), angin (60,6 GW), bioenergi (32,6 GW), air dan mikrohidro (94,3 GW), surya (207,8 GWp) dan laut (17,9 GW). Total, Indonesia memiliki 442 GW potensi EBT.

Di luar sektor dan subsektor tersebut diatas, beberapa  subsektor mineral, nikel, besi, bauksit, dan lainnya masih memiliki cadangan yang sangat besar.

Berdasarkan UUD 1945 perubahan keempat, Pasal 33 berbunyi :

  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;
  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;
  3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;
  4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga ke-seimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia sudah semestinya memberikan nilai tambah kepada perekonomian masyarakat. Namun realita kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan sangat dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat. Peningkatan taraf kesejahteraan belum bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata. “Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Semakin Terjepit” terjadi hampir disebagian besar wilayah Negara Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam yang dimiliki. Bahkan masyarakat Pribumi sebagian besar malah menjadi “Budak” di negeri sendiri yang Gemah Ripah Loh Jinawi.

Tumbuhnya kesadaran Anak Bangsa untuk membangun Negeri

Melihat dan merasakan kondisi kehidupan masyarakat di negeri tercinta ini, mengetuk hati nurani untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Negeri yang menurut sejarah pernah besar dan Berjaya mencapai keemasan, tersohor karena kemakmurannya, gagah perkasa karena angkatan perangnya, kini mengalami keterpurukan menjadi negeri yang lemah, negeri miskin yang memiliki banyak hutang. Jaman keemasan yang pernah dialami pada zaman kerajaan Singosari, Majapahit, dan Sriwijaya. Kondisi ini membangkitkan kesadaran untuk membentuk wadah dalam pergerakan sebagai bagian dari anak bangsa.

Wadah itu adalah sebuah badan usaha YAYASAN SURYA NUSWANTARA (YSN). Kesadaran itu terlahir dari anak bangsa tanpa kapasitas apa-apa, rakyat kecil atau masyarakat biasa dengan menyusun barisan gerakan moralitas satu visi satu misi. Dengan konsep pemberdayaan masyarakat dengan sistem dan menejemen yang terarah di bantu tenaga-tenaga ahli di bidangnya dan staf menejemen, di semua wilayah Indonesia dari desa sampai pusat. 

Surya Nuswantara memanggil dari semua lapisan masyarakat Indonesia yang siap berfikir dan melangkah memperjuangkan nasib bangsa ini terutama di bidang ekonomi dan sosial, YSN ada di Negeri ini terbuka bagi siapa saja yang mau berfikir untuk masyarakat. Bagi semua golongan, elemen-elemen masyarakat, sipil, militer, birokrat maupun perorangan tanpa memandang ras, suku bangsa maupun agama. Menganut paham Pancasilais, Sosial, Nasionalis dan Agamis (PANCASONAG). Bersama menjadi satu kesatuan yang terpadu didalam gerakan moral menuju kearah tatanan perubahan bangsa yang lebih baik.

Kata Surya sendiri berasal dari Bahasa Sangsekerta,  yang artinya Matahari, atau sesuatu di langit yang bersinar sangat terang. Sedang Nuswantara beraral dari Bahasa Sangsekerta  yang berarti wilayah yang terdiri dari pulau-pulau. Jadi Yayasan Surya Nuswantara ini diwujudkan untuk mengembalikan kejayaan Nuswantara masa lalu (mengembalikan zaman keemasan Negeri Nusantara), dimana Negara Indonesia sebagai Zamrud Khatulistiwa dan Mercusuar Dunia dengan membangun kembali moralitas bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila, Sosial, Nasionalis, Agamis  (PANCASONAG).

2. Ormas Panji Panji Hati

(Gambaran Umum Ormas Panji Panji Hati)

Organisasi kemasyarakatan yang dinamakan Panji Panji Hati dibentuk dalam upaya menampung aspirasi dan sebagai wadah resmi perjuangan dan pergerakan dari masyarakat dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Ormas Panji Paji Hati bersifat terbuka untuk semua lapisan masyarakat dan golongan dalam berjuang turut mewujudkan cita-cita pendirian bangsa dan Negara, yaitu masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam percaturan politik melalui pesta demokrasi, Ormas Panji Panji Hati turut andil dalam Pemilihan Gubernur, Pemilihan Bupati/Walikota, Pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) melalui jalur independen atau perseorangan. Munculnya tokoh yang diusung oleh rakyat tanpa melalui partai politik, menjadikan corak baru dalam proses demokrasi di Indonesia.